Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sadarilah

THE VALUE OF SOMETHING

Bismillah :)

Ramadhan Datang Kita Harus Sambut Dengan Suka Cita

Mari berimajinasi tentang tiga keadaan berikut ini, untuk memudahkan kita dalam memahami apa yang dimaksud dengan the value of something.

Pertama, bayangkan seseorang sedang mengendarai motor di jalan raya kemudian ia merogoh saku celananya dan menyadari dompetnya tidak ada. Ia tentu cemas. Padahal di dalam dompet miliknya ada surat-surat penting serta sedikit uang untuk bekalnya. Ia menduga kemungkinan terjatuh di jalan.

Maka orang itu memutar balik arah kendaraannya dan mengamati lokasi jalan yang baru saja ia lewati. Benar saja, ada sebuah dompet tergeletak di pinggir jalan. Ia dekati benda tersebut dan ternyata memang miliknya. Kini hatinya menjadi lega.

Kedua, bayangkan jika orang yang dompetnya terjatuh itu tidak berhasil menemukan sesuatu di jalan tempat ia tadi melintas. Ia lantas bertambah panik.

Ia putuskan untuk mencarinya sekali lagi, tetapi masih tidak ditemukan apa-apa. Jantungnya semakin berdegup kencang. Pasti seseorang sudah mengambil dompet itu lebih dulu.

Lalu ia melihat ada pos keamanan tidak jauh dari sana, maka ia lantas coba-coba bertanya ke sana, siapa tahu saja masih rezekinya. Benar saja, rupanya seorang petugas mengamankan dompet itu dari pinggir jalan.

Ia sangat senang sekali, dan mengucapkan terima kasih berulang-ulang kepada petugas yang jujur itu. Hatinya kini sangat lega.

Ketiga, bayangkan jika ternyata orang itu tidak menemukan dompetnya meski sudah berulang kali ia periksa kondisi jalan dan saat ia bertanya ke pos keamanan juga tidak ada yang tahu.

Ia menjadi luar biasa khawatir. Maka ia pulang dengan kondisi lesu dan akhirnya ia pasrah harus kehilangan dompet beserta surat-surat penting lainnya. Satu hari kemudian, seseorang datang ke rumahnya membawa dompet miliknya.

Rupanya orang itu membaca alamat di KTP yang ada di dompet tersebut, lalu Orang itu berinisiatif mencari alamat tersebut dan mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya.

Ia bersyukur luar biasa mendapati hal ini. Tak henti-hentinya ia ucapkan terima kasih pada orang itu, bahkan diberinya sejumlah uang sebagai hadiah atas kegembiraan yang ia rasakan.

Nah, ketiga cerita di atas intinya sama saja yaitu orang yang kehilangan dompet lalu berhasil kembali lagi.

Lalu mengapa rasa syukurnya bisa berbeda-beda seperti itu? Jawabannya, karena kehilangan menyebabkan seseorang menghargai miliknya.

Nilai dari sesuatu yang kita miliki terkadang tidak disadari saat kita masih bersamanya. Setelah kehilangan, baru mengertilah kita betapa sesuatu itu sangat berharga untuknya.

Seperti yang sering dikatakan orang bijak, jagalah dan rawatlah apa yang ada pada dirimu, sebelum ia pergi.

Jangan sampai hal ini terjadi pula pada Ramadhan. Saat kita memilikinya, lantas kita tidak begitu menghargai. Begitu Ramadhan ini pergi, barulah kita menyadari betapa bernilainya bulan mulia ini. Namun segalanya sudah terlambat.

Sadari value dari Ramadhan yang kurang beberapa hari lagi bersama kita, agar kita mampu menjaga dengan sebaik-baiknya.

Jika semangat Untuk baca al-qur'an, menjalankan ibadah serta semangat untuk mencari pahala saat ini kian susut, mari di evaluasi kembali. Tingkatkanlah semangat itu, dan sadarilah bulan ramadhan di masa yang akan datang belum tentu kita bisa menyambut serta bersamanya.

"Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tidak sadar betapa berharganya, yaitu kesehatan dan waktu luang."

*semoga catatan kecil ini dapat memotivasi kita semua supaya tetap maksimal dalam ibadah di ramadhan ini.*
Semoga bermanfaat

Posting Komentar untuk "Sadarilah"